Wednesday, April 25, 2007

Surat Kartini


"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan,
bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya.

Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita,
agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya,
kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya:
menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. “


[Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902].



Surat di atas bisa merumuskan arti pentingnya pendidikan untuk wanita,
bukan untuk menyaingi kaum laki-laki seperti yang diyakini oleh kebanyakan pejuang feminisme dan emansipasi,
namun untuk lebih cakap menjalankan kewajibannya sebagai ibu.

[sumber: Eramuslim]

13 comments:

  1. baru baca tuh suratnya..
    mungkin kaum feminis itu belum baca juga
    jadi salah dalam memaknai perjuangan Kartini

    ReplyDelete
  2. betul..
    memang bukan untuk menyaingi tetapi mendapatkan hak yang sama bukan..
    dan ada baiknya juga kita ngga' bergantung pada orang sepenuhnya..
    contohnya dalam hal pekerjaan khan :P

    ReplyDelete
  3. intinya tidak diperlakukan semena-mena....menganggap perempuan sebagai Objek....

    Terlebih lagi perempuan punya tugas mulia yang tidak dimiliki laki-laki... membesarkan anak dari dalem perut hingga dewasa....

    ReplyDelete
  4. tya: betul banget.. maksudnya juga gitu..
    contoh yang sering terjadi dari dulu itu adalah
    dalam keluarga perempuan itu dianggep lemah jadi dianggap
    ngga' berani mengambil keputusan atau bertindak kalo terjadi
    sesuatu yang diluar keinginan dia
    hmm ekstrim sii tapi misalnya sang suami kurang bisa ngejaga hati
    dan akhirnya suka sama cewe lain, karena sang suami menganggap
    istrinya 'bergantung' pada dirinya dan ngga' akan berani ngucapin kata
    cerai atau no poligami jadinya suami itu err tak sengaja 'menganiaya'
    sang istri :(
    okeh itu terlalu ekstrim ya??
    ya intinya pendidikan untuk wanita salah satunya adalah untuk melindungi
    hak kaum wanita juga.. cieeeh x)
    plus lagi kalo di dunia kita, paling sebel kalo ternyata ngga' diterima kerja
    dengan alesan cewe ngga' bisa pulang malem dan kerja dibawah tekanan
    aduuuh plis dee.. dulu aja cewe2 cis pernah pulang malem, itu juga pulang
    soalnya deadline akhirnya diundur ma pa' stef dan dah diusir dari lab..
    intinya cewe juga bisa melakukan hal yang sama kalo emang niat :P

    ReplyDelete
  5. dikei inget nggak...di seminar Pranikah beberapa hari lalu....
    Pak Ustadz siapa bilang... "Jadikan istri sebagai Partner dalam berumah tangga"
    Kalo, cara tersebut dijalankan, yakin seyakin-yakinnya...tak kan ada kekerasan dalam rumah tangga....

    so, apa yang cuteduckie bilang perempuan dianggap lemah, TAK KAN TERJADI...

    ReplyDelete
  6. err.... ada yah?? *tak ingat*

    aduh.. dwl mah dwl aja pake dipanggil cuteduckie.... >__<

    ReplyDelete
  7. betul.. tapi itu khan dari sisi cowonya
    yah maksudnya cewenya juga musti begitu..
    but, i'm talking about prevention.. :D

    ReplyDelete
  8. yang gw tangkep dari suratnya ituh...
    wanita butuh mendapat pendidikan setara agar wanita nantinya (in the end) dapat menggunakan ilmu yang dimilikinya itu untuk mendidik anak2nya supaya pendidikan awal yang diterima para penerus bangsa itu nantinya dapat menjadi dasar yang kokoh hingga sang penerus itu dapat memberikan manfaat yang sebaik2nya buat negara ini.
    gitu loh...

    ReplyDelete
  9. ya..seperti di surat selanjutnya... "....IBU ADALAH SEKOLAH BAGI ANAK-ANAKNYA" ...
    *gw gak tau surat itu ditujukan ke siapa*

    ReplyDelete
  10. Jadi inget ama pelem Monalisa Smile yg tgl 21 kmrn gw tonton.

    ReplyDelete
  11. wah... mentang2 topiknya surat kartini, cowo nya gak ada yang reply nih
    gimana sih? kan kita, para wanita butuh tanggapan cowo nya juga
    gimana mau jadi pendidik anak bangsa yang baik kalo gak didukung oleh para pemimpin rumah tangga??

    ReplyDelete