Tuesday, August 19, 2014

Facebook seperti mata pisau

Bismillahirrahmaanirrahiim

Tidak bisa dipungkiri FB sudah menjadi bagian hidup saya, terlebih lagi 
setelah saya menjadi Work at Home Mom yang seharian bisa berada di depan laptop.
Tidak punya teman diskusi, bercanda, ngobrol santai .. tentu selain suami dan anak2 dan terkadang tetangga
Bisa dibilang waktu saya di FB akan menjadi lebih banyak dibanding berbicara langsung dengan sesama manusia.

Tapi FB itu seperti mata pisau. Salah sedikit bisa berakibat fatal...

Contoh nyata ketika masa pilpres kemarin. Adu status/komen berbagai aneka topik, jelek2in masing2 capres dan pendukungnya
dan lain2 membuat sebagian besar orang muak sampai akhirnya menekan tombol Unfriend atau setidaknya Unfollow.

Juga seperti kata seorang teman, bahwa bahasa tulisan bisa jadi berbeda dengan komunikasi secara langsung,
akibatnya seringkali terjadi salah pengertian, nulis serius bisa dianggap bercanda, atau nulis bercanda dianggap serius,
perbedaan pendapat/ilmu/pandangan membuat perselisihan, 
merasa tersinggung dan ujung2nya bisa menekan tombol Unfriend atau setidaknya Unfollow.

Lalu FB juga seringkali menggoda/memanggil2 kita untuk menulis tentang masalah2 kita..
Bahayanya kalau kita menulis masalah dengan keluarga terutama dengan suami/istri..
Hal ini pernah dikritik oleh suami saya... karena saya pernah melakukannya meskipun tidak secara eksplisit.
Saya mem-posting artikel yang berhubungan dengan masalah yang saya alami, 
atau membuat status yang membuat orang berfikir "waah lagi kenapa tuh siti dan suami?"

Ada sejumlah teman juga yang memposting status bahkan Note panjang lebar betapa sebalnya ia dengan suami/istri.
Atau hanya sekedar status eksplisit yang membuat saya berfikir "Lo kenapa sih? ada masalah ya sama istri/suami lo?"
dan ternyata benar..

Mungkin dan memang ada kalanya status tersebut memiliki tujuan agar si suami/istri itu baca dan merasa tersindir
dan mudah2an sadar... karena mungkin komunikasi secara langsung sulit dilakukan.
Tapi apakah dibenarkan demikian?
Tentu saja tidak...
Khawatirnyaa kita secara tidak sengaja membuka aib suami/istri yang pada akhirnya membuka aib kita sendiri.
Bahaya emang? ya bahaya lah... Allah aja sudah mau menutup aib kita sendiri, lah ini kita malah buka aib sendiri bahkan
aib suami/istri kita sendiri. 

Untungnya FB ada fasilitas deactivate.. 
biasanya kalau saya sudah mulai tergoda utk bikin status2 aneh, saya deactivate sementara account saya.

Sama seperti membicarakan masalah dengan keluarga, ada kalanya FB juga menggoda kita untuk 
menyebar masalah dengan orang lain. entah itu teman kantor, atasan, teman, tetangga, anak tetangga atau saudara lain.
Disebarlah segala kejelekan orang lain bahkan terkadang dengan kata-kata kotor dan kasar.

Yah saya pribadi pernah melakukannya, tapiii saya selalu berusaha untuk tidak secara eksplisit menyebutkan nama orang tersebut.
dan tentu saja tidak dengan kata-kata kotor dan kasar. hanya sebuah status yang mudah2an ada makna yang bisa diambil.
Dan InsyaAllah saya tidak pernah menyebut sekalipun nama orang2 yang saya bicarakan. 
Kalau memang pernah saya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar2nya..

Sedangkan saya pribadi pernah setidaknya diserang 2x oleh 2 teman yang membicarakan kejelekan2 saya/keluarga saya di Public FB..
Sejujurnya ada rasa sakit di hati ini, karena secara tidak langsung mereka membuka aib saya/keluarga saya di depan muka umum.
Kalau mereka yang diperlakukan seperti itu, apakah mereka juga tidak sedih dan malu??

Akhirnya saya lakukan komunikasi secara langsung... whats the problem?
Tentu meminta maaf atas segala kesalahan saya yang mungkin memang tidak saya sadari.

FB juga menggoda untuk menghakimi keputusan orang lain.
Saya pribadi pernah komen di salah satu status teman tentang rencananya yang menurut saya tidak baik.
Setelah itu saya dihinggapi perasaan sangat bersalah karena kok rasanya komen saya terlalu menghakimi yaaa,
sampai akhirnya teman saya tersebut menyatakan bahwa merasa dihakimi oleh saya.
Tentu maaf adalah kata yang harus saya ucapkan atas kesalahan saya tersebut, 
dan Alhamdulillah kami masih berteman baik sampai sekarang

Saya sendiri pernah berkali2 dihakimi oleh sejumlah teman, terutama ketika saya masih menjadi Working Mom dulu...
ahhhhh bahkan saat saya menjadi Work at Home Mom pun masih ada yang menghakimi saya...

Sedih rasanya ketika secara tidak langsung mereka mengatakan saya ibu yang tidak bertanggung jawab,
gak mikirin anak, gak bersyukur, mikirin duniawi aja, nyakitin anak, 
sampe2 sempat ada yang bilang bahwa ASIP yang saya perah di kantor pun tidak ada gunanya.
Bahwa seharusnya saya di rumah mengabdi pada suami dan anak2,
bahwa seharusnya saya mengatur keuangan lebih baik sehingga cukup sajalah nafkah dari suami...

Ahh emang mereka tahu alasan saya kerja?? 
Yah apa saya harus kasih tahu gitu? ya nggak lah... balik lagi jadi membicarakan maslah keluarga dong??
Pun ada beribu alasan kenapa ibu2 memilih untuk bekerja dan bukan hanya masalah UANG! 
Someday akan saya buat tulisan khusus tentang hal ini...
Again, mohon maaf lahir dan batin jika saya pernah menghakimi teman2 sekalian

FB juga menggoda kita untuk pamer.. Seperti status salah satu teman saya yang meng-kritik pasangan baru menikah
yang pamer kemesraan di depan umum... atau pamer bisa beli barnag2 baru, pamer prestasi, 
pamer lainnya yang berujung pada ujub atau riya

dan tentunya FB juga membuat saya lupa waktu dan lupa kerja dan lupa mandi hahaha

Atas segala keriuhan di FB akhirnya beberapa kali melakukan hal ini:
- deactivate ketika tiba2 saya sangat tergoda untuk mengeluh atas masalah yang terjadi
- hapus status/komen atau setidaknya hidden dan juga tidak membalas komen/message, jika:
  > ada tulisan yang benar2 menghakimi saya tanpa henti, tanpa tahu sebegitu down/hancur nya saya diperlakukan seperti itu
  > ada tulisan yang pada akhirnya membuka aib saya/keluarga saya
  > ada tulisan dengan kata-kata kotor/kasar yang intinya gak enak dibaca apalagi ke keluarga saya 
    (sempat sekali kejadian, ada teman yang ngatain kakak saya X krn beda pendapat meskipun dia gak tau itu kakak saya). 
    How dare you!!
  > ada tulisan yang secara tidak langsung membuka kekurangan saya/keluarga saya 
  > ada tulisan yang membuka kebaikan dan berujung pada rasa ujub/riya

dan setelah sekian banyak mengalami hal-hal tersebut,
insyaAllah saya bertekad mengurangi interaksi saya dengan FB... 
terutama untuk update status... 
kalau share berita/link akan masih saya lakukan jika memang itu bermanfaat.
Yaah supaya FB saya gak mendem juga di pencarian Google. Siapa tahu sauatu saat saya punya toko online 
dan bisa memanfaatkan eksistensi FB saya hahaha 
Saya akan kembali berteman baik dengan blog saya ini.. seperti dulu ketika Multiply masih berjaya...
juga mungkin lebih banyak berinteraksi di Google+ sekalian saya kerja (cek email, chat dengan klien, share docs, dll) 
Dan di LinkedIn sekali2 untuk nambah rekanan OpenERP :D

Memang, FB pun banyak sekali manfaat...
Seperti dulu kalaaa, saya jadi tahu wajah dan foto calon suami duluu hehe
Saya bisa bertemu kawan2 lama 
Bisa ikut group kesehatan/pendidikan anak dan lain2 yang bermanfaat
Bisa menyebarkan kebaikan dengan share tulisan2 yang bermanfaat...
dan lain-lain

Demikian tulisan ini,
Selanjutnya sekali lagi saya mohon maaf kepada penduduk Republik Facebook yang saya kenal...
Jika memang ada tulisan2 saya yang tidak berkenan...
Mohon maaf sebesar2nya dan setulus2nya...
Semoga persahabatan di dunia maya juga berlanjut di dunia nyata.

the last is, this is my favorite quote:
"Kesalahan demi kesalahan yang kita lakukan
menunjukan eksistensi kita sebagai manusia biasa"

Terima kasih dan 
Wassalaamu'alaikum wrwb

Salam IndONEsia SATU

2 comments:

  1. OOT: "Labels" di sidebar-nya banyak banget, Mbak. :)

    ReplyDelete
  2. hmm kenapa yaa pas pakai Chrome gak bisa reply komen... ada settingan yang terhapus kah ya *tambah OOT* hehe
    iyaaa ntar kapan2 saya rapihin deh tampilannya...
    iu tags dari jaman multiply... krn saat itu gak ngerti gunanya tags :P

    ReplyDelete