Bismillahirrahmaanirrohiim
Sabtu, 15 May 2010 di siang hari di RS JIH Kramat Jati
itu konsultasi terakhir sebelum eksekusi proses kelahiran my first son..
saat itu dikabarkan bahwa air ketubanku sudah sangat minim yaitu hanya setebal 6,1cm
Sedangkan utk bisa melahirkan normal ketuban harus minimal 5-8 cm.
see... hanya beda 1,1cm dari batas aman... sedangkan pengurangan ketuban sangat cepat...
dan aku belum mengalami pembukaan 1 pun...
Kesimpulan dari dokter, ada 2 pilihan:
1. lakukan proses induksi untuk merangsang mules2 yang akan merangsang proses pembukaan,
dengan harapan bisa melahirkan secara normal (dari bawah). Pilihan ini ada 2 kemungkinan lagi.
1.1. Dalam rentang waktu 10jam (2 labium infus) berhasil membuka mulut rahim sampai pembukaan 7.
artinya bisa melahirkan normal
1.2. Dalam rentang waktu tsb ada masalah dengan janin, yang disebut "aku lupa" yang intinya
bayi merasa stress yang membuat kondisi jantung bayi tidak sehat yang akhirnya dapat dikatakan
proses induksi gagal dan harus segera di-cesar,,,
2. lakukan langsung proses cesarr...
Dan prosesnya akan dilakukan esok hari mulai pukul 8pagi..
Aku dan suami harus segera membuat keputusan secepatnya..
Akhirnya dengan harapan bisa lahir secara normal, kami memilih opsi 1 dengan segala resikonya.
Sebelumnya sampai hari tersebut, aku selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa..
yang intinya aku harapkan bisa lahir secara normal, tidak perlu induksi, vacuum apalagi cesar.
aku juga harapkan bayiku sehat sempurna, tanpa kurang apapun secara fisik dan jiwa.
Tapi, doaku juga. Jika memang Allah memiliki rencana lain yang benar2 diluar harapanku tersebut,
aku berharap dimudahkan rezekinya, diberikan tambahan iman untuk bisa sabar dan ikhlas menerima kehendakNya.
Karena tetap saja, Allah sebaik2nya perencana... Dan Allah tidak mungkin membebani seseorang
dengan sesuatu yang tidak bisa disanggupinya.
Kenapa aku ingin normal dan bukan yang lain..
Alasan klise.. bukan masalah kata orang prosesnya jauh lebih sakit setelah melahirkan daripada
melahirkan secara normal.. tapi lebih kepada masalah biaya yang pastinya menggunung. Sedangkan saat itu
tabungan kami sangat pas2an. dan kami sangat tidak ingin merepotkan orangtua kami.
Lanjut...
Akhirnya... minggu pagi dengan semua bekal tas2 perlengkapan dan makanan2 minuman yang sudah kami siapkan jauh2 hari..
bahkan bekal minuman2 yang katanya bisa mempermudah proses kelahiran, spt air zam2 dan rumput fatimah ;)
Sampai di JIH pukul 8an pagi. Sudah ditunggu oleh bidan jaga yang sangat teramat ramah..
Segala persiapan sudah dilakukan.. termasuk memaksa aku utk BAB.
Sampai akhirnya pukul 9pagi selang infus sudah menempel di tangan kiriku.
Alat pendeteksi jantung bayi sudah melingkar di badanku.
dsb dsb...
Proses berjalan mengalir begitu saja...saat masuk, ternyata aku sudah masuk ke pembukaan 1.
Alhamdulillah senangnya... aku optimis bisa berhasil proses induksinya..
Mules2 sudah mulai berasa meskipun hilang timbul lama... belum teratur...
Setiap berapa jam, aku diperiksa dalam utk cek pembukaan, tetap saja pembukaan 1.siang, sore tetap pembukaan 1.
Sampai akhirnya aku berkeinginan untuk BAB lagi menjelang maghrib.
Setelah BAB, barulah mulai berasa mules yang teramat sangat dan lebih teratur...
Yang membuatku benar2 merasa inilah saatnya aku akan melahirkan...
Tapi, setelah diperiksa lagi.. pembukaan belum juga naik...
Saat itu, aku merasa down, karena sudah seperti itu, kenapa juga gak naik2 pembukaannya 1 pun...
Yang sebelumnya aku masih sempat utk melihat kondisi rekam jantung bayiku, aku sudah tidak sempat lagi
karena aku sudah dilingkupi rasa sakit yang teramat.
Menjelang habis labium infus kedua, bidan mengabarkan bahwa dokter kami menyarankan untuk melanjutkan
proses induksi esok hari. Jadi, harus dirawat inap dulu dan mengganti infus dengan infus biasa.
Alhamdulillah aku dan suami sangat lega dan masih optimis untuk bisa berhasil.
Tapi, mules terus dirasakan.
Sampai akhirnya dilakukan kembali rekam jantung bayi.
Tapi setelah isya tiba2 aku dipasangkan selang oksigen. Aku gak menanyakan utk apa, karena sudah sangat tidak fokus.
Tapi, cukup membuat deg2an.. Apa yang terjadi?
AKhirnya pukul 20.30 bidan mengabarkan bahwa dokter menyarankan untuk cesar pada 1 jam ke depan (yaitu 21.30)
Hikss... kenapa?
ternyata kondisi jantung bayiku sudah mulai tidak stabil... makanya diberikan oksigen tambahan...
artinya kemungkinan 1.2 dari proses induksi terjadi...
Allahu Akbar...
Aku sudah benar2 pasrah... Alhamdulillah suamiku tetap tenang dan membantuku untuk tetap tenang
dan tidak usah pedulikan masalah biaya...
Akhirnya... aku harus merasakan yang namanya operasi.
PUasa sebelum operasi? hanya 1 jam sebelumnya...
Jam 21.30 aku masuk ke ruang operasi. Sayangnya suamiku tidak diizinkan masuk.
Persiapan dilakukan, termasuk melepas cincin di sebelah kananku yang sudah agak susah dilepas
karena tanganku membengkak... hehe
Ternyata operasi tidak langsung dilakukan, karena harus menunggu dokter kandunganku..
Akhirnya sekitar pukul 22 lebih dokter datang dan mulai dilakukan pembiusan lokal..
Artinya aku tetap sadar, hanya saja tidak akan merasa sakit ketika operasi.
Setan sudah mulai menggayuti... bayangan2 cerita buruk tentang gagal bius teringat di kepalaku.
Yang katanya akhirnya pasien bisa merasakan sakit selama proses operasi..
Segera aku lupakan dengan banyak membaca doa2... yang juga disarankan oleh dokter dan bidan yang di dalam...
SIngkat cerita, aku menyadari bahwa aku sedang dibedah, tapi tidak sakit. tapi aku merasa mual dan akhirnya
muntah berkali2.. Hal itu karena aku hanya puasa 1 jam sebelum eksekusi...
AKu mendengar suara2 dari rahimku... sampai akhirnya mendengar suara tangisan bayiku yang berarti
bayiku sudah lahir ke dunia tepat Ahad 16 May 2010 pukul 22:40... Alhamdulillah... tapi aku masih belum fokus, karena mual yang berasa...
Aku belum liahat bayiku...
Dan proses operasi masih berlanjut dengan penjahitan yang berjalan cukup lama. AKu ingin segera selesai dan melhat bayiku.
Dan Alhamdulillah akhirnya bidan menunjukkan bayi laki2ku sebelum proses operasi selesai..
aku hny bs tersenyum dan kecup pipinya...:-)
pukul 23 lebih proses selesai, aku keluar dari ruang operasi dan sudah disambut oleh suami, ibuku, kakak ke-2ku dan suaminya...
Masuklah aku ke ruang inap...
dst dst sampai akhirnya hari Selasa sore bisa kembali ke rumah tercinta...
Alhamdulillah.
Kenapa diberi judul benar2 pengalaman pertama.
* Ini anak pertama.
* Ini pertama kalinya aku di rawat di RS. sangat pertama kali. Tapi, sudah merasakan
infus, oksigen, sampai akhirnya Operasi...
* Dan kelahirkan pertama ini aku merasakan hampir komplit, mules layaknya orang melahirkan normal,
induksi, sampai akhirnya cesar...
Sekarang bayiku berusia 8minggu. Dengan berbagai tantangan yg ada..
Ohya, dan Alhamdulillah janji Allah memang selalu benar,,,,
"Allah sebaik2nya perencana... Dan Allah tidak mungkin membebani seseorang
dengan sesuatu yang tidak bisa disanggupinya"
* Allah sebaik2nya perencana..
Allah membawaku sampai proses cesar, yang ternyata memang harus dilakukan
karena ternyata ketubanku sudah berwarna hijau.. Kalau terlambat dioperasi, bisa2 bayiku keracunan.
Lalu, ternyata tali pusarnya melilit di pipi di pintu rahim yang mengakibatkan tidak bisa mendorong pembukaan.
* Dan Allah tidak mungkin membebani seseorang dengan sesuatu yang tidak bisa disanggupinya.
Soal biaya kami mendapatkan banyak sekali kemudahan dari tangan2 hamba Allah yang sungguh mulia.
Kami mendapatkan banyak kemudahan, hingga biaya tidak lagi masalah..
Semoga Allah S.W.T membalas semua kebaikan, kemurahan tangan hamba2 Allah tersebut dengan balasan yang jaauuuuh
lebih besarrr dan baikkkkk...... Amiiin ya Rabb...
Alhamdulillah...
semoga ada hikmah dr tulisan ini.. :-)
subhanallah... perjuangan besar dan hebat darimu, tya... apa pun yang dirimu lakukan, adalah jejak2 kekuasaan Allah yang tertanam di jiwa2 perempuan... selamat menjadi ibu, selamat menerima surga (di bawah kakimu), dan selamat untuk layak dicintai, temanku...
ReplyDeleteand finally, semoga ini cerita terakhir dari teman2ku tercinta ataupun para calon ibu lainnya, yang menjadikan biaya sebagai kendala untuk melahirkan!
Ya Allah..
ReplyDeletembak tya.. mengharukan bgt.. jadi pengen nangis.. :')
cup cup cup hening jangan nangis yaaa... :)
ReplyDelete