Monday, March 9, 2015

Off from facebook??

Yes..

Beneran kok saya mau off dr dunia facebook... it means saya tdk bisa dihubungi lagi melalui facebook... no more comment reply from me
Maunya sih non aktifkan selamanya...

Tapi pada kenyataannya saya tdk bisa lepas sepenuhnya dr fb.. krn sebagian besar teman dan keluarga aktif d fb..

Kadang saya butuh tahu kabar dari mereka... kadang juga ada undangan yg disebar via fb..

Udah gitu prosedur matiin fb itu ribet bener dan musti nunggu sekian minggu utk bener2 mati akunnya

Tapi memang fb itu menjenuhkan... kadang kalau lagi down, lihat fb bukannya semangat malah makin down. Bikin melihat ke 'atas' terus... atau setidaknya bikin buang2 waktu aja... akhirnya produktifitas makin menurun..
Belum lagi addicted nya .. kadang sampe bangun tidur musti buka fb gitu haha

Akhirnya suatu ketika...
Saya memutuskan utk yah udah stop selamanya aja... selain krn ada alasan emosional juga yg tdk bisa diceritakan..

Lalu saya minta sayyid buat random password... dan saya input lalu logout.. sebelumnya pasang status dulu kalau saya mau off selamanya..

Beberapa hari berhasil dan merasa kenyamanan luar biasa...

Lalu saya juga mau mulai kembali aktif ngeblog dan blog walking... makanya saya join KEB. Kumpulan Emak Blogger...

Cari sana siniii gk nemu daftar blog member KEB. Nanya sama temen, katanya dia kalau mau blog walking musti cek d grup FB nya KEB... eaalaaah... twitter juga saya gak mainan.. cm bikin account aja..

Gitu deh.. jadi saya bbrp kali login kembali. Ganti password lagi ini itu...

Just to check ada kabar apa... dan mau cek grup nya KEB...

Ehh tadi nemu statusnya mbak jihan ttg pak jokowi... karena menarik.. dan gak saya temukan di media mainstream manapun.. akhirnya saya share dehh...

Hehe terus ada yg komen sampai ada sebutan tidak konsisten. Haha biarpun lah... actually tidak ada yg perlu di 'salut' kan dari saya sperti komen2 sebelumnya...

Im Only Human

Ohya berikut saya sertakan sebuah kisah menarik dr grup whatsapp

" Sabtu Berkah Penuh Hikmah

#SebuahCerita

Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam. Sepasang suami istri berlari menuju ke skoci untuk menyelamatkan diri. Sampai di sana, mereka menyadari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yang tersisa. Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu. Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum skoci menjauh dan kapal itu benar-benar menenggelamkannya.

Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya, “Menurut kalian, apa yang istri itu teriakkan?”

Sebagian besar murid-murid itu menjawab, “Aku benci kamu!” “Kamu tau aku buta!!” “Kamu egois!” “Nggak tau malu!”

Tapi guru itu kemudian menyadari ada seorang murid yang diam saja. Guru itu meminta murid yang diam saja itu menjawab.  Kata si murid, “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak, ‘Tolong jaga anak kita baik-baik’”.

Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?”

Murid itu menggeleng. “Belum. Tapi itu yang dikatakan oleh mama saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis.”

Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata, “Jawaban ini benar.”

Kapal itu kemudian benar-benar tenggelam dan sang suami membawa pulang anak mereka sendirian.

Bertahun-tahun kemudian setelah sang suami meninggal, anak itu menemukan buku harian ayahnya. Di sana dia menemukan kenyataan bahwa, saat orangtuanya  naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kronis dan akan segera meninggal. Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup.  Dia menulis di buku harian itu, “Betapa aku berharap untuk mati di bawah laut bersama denganmu. Tapi demi anak kita, aku harus membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya di bawah sana.”

Cerita itu selesai. Dan seluruh kelas pun terdiam.

Guru itu tahu bahwa murid-murid sekarang mengerti moral dari cerita tersebut, bahwa kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita sering pikirkan. Ada berbagai macam komplikasi dan alasan di baliknya yang kadang sulit dimengerti.

Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya di luar dan kemudian langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa.

Mereka yang sering membayar untuk orang lain, mungkin bukan berarti mereka kaya, tapi karena mereka menghargai hubungan daripada uang.

Mereka yang bekerja tanpa ada yang menyuruh, mungkin bukan karena mereka bodoh, tapi karena mereka menghargai konsep tanggung jawab.

Mereka yang minta maaf duluan setelah bertengkar,  mungkin bukan karena mereka bersalah, tapi karena mereka menghargai orang lain.

Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu, mungkin bukan karena mereka merasa berhutang, tapi karena menganggap kamu adalah sahabat.

Mereka yang sering mengontakmu, mungkin bukan karena mereka tidak punya kesibukan, tapi karena kamu ada di dalam hatinya..."

Keep positif.
Selamat betaktifitas kawan

1 comment: